Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

Jumat, 30 Desember 2011

Kualitas Layanan Komunikasi Berbasis Kebersamaan

KONSEP dasar komunikasi adalah ekspresi dan interaksi. Masyarakat akan termotivasi tantangan hidup dan kinerjanya manakala pemenuhan kebutuhan mengekspresikan diri tersalurkan secara memadai. Harapan dan impian selalu ada di balik apa yang disampaikannya. Bahkan curhat (mencurahkan isi hati), adalah energi pelepasan diri dari beban hidupnya yang efeknya adalah ketenangan psikologis dan mengembalikan potensi produktivitas diri. Begitupun respons yang diharapkannya.

Sebaliknya, terhambatnya komunikasi adalah hilangnya potensi kesempatan dan tantangan, tertutupnya peluang aneka sektor bagi kehidupan dirinya. Yang dibutuhkan kemudian adalah respons dua pihak, yaitu pengelola sektor komunikasi dan masyarakat, bagi kelangsungan hidup masyarakat yang lebih prospektif dan interaktif. Tujuan hidupnya adalah kebaikan dan perbaikan potensi sosial, ekonomi, juga kultural diri.

Kedua syarat ekspresi dan interaksi menjadi penting dalam menyampaikan maksud dan keinginan konsumen apa pun serta terbukanya pasar konusmen yang baru. Hambatan, gangguan dalam segala bentuk akan jadi persoalan dalam terjalinnya komunikasi yang diharapkan. Kualitas layanan adalah lebih penting dibandingkan dengan alasan lain, termasuk harga murah. Membeli adalah menyerahkan kepercayaan pada produk yang dibeli. Alasan itu akan menentukan bahwa masyarakat butuh imbal-balik yang sepadan. Selama ini, banyak penyedia provider yang mengiming-imingi harga murah tanpa penjelasan kualitas layanan, area, dan kuota pemakaian.

Dengan menganggap manusia sebagai subjek, pengelola provider telah menempatkan mereka sebagai potensi pasar yang selayaknya dimanjakan karena merekalah yang di lapangan paling menentukan omzet. Merekalah yang akan menentukan pilihan. Merekalah pemilik modal, dan bahkan penentu informasi seutuhnya, yang paling memberi kontribusi promosi bagi kelangsungan hidup penyedia seluler apa pun. Atas nama kepuasan, apa pun selesai sebagai promosi tersembunyi yang disampaikannya dari mulut ke mulut.

Kualitas layanan akan meningkatkan potensi pasar eksklusif yang lebih mementingkan berinteraksi adalah kebutuhan dasar konsumen. Sebaliknya, yang menganggap mutu adalah nomor dua dibandingkan dengan kualitas layanan, tentu adalah siapa pun sebagai pembeli umum yang menanggap harga menentukan daya pakai dan beli pada produk apa. Inilah pembeli inklusif yang potensi pasarnya sangat besar tetapi lebih mementingkan harga “berbanding lurus” dengan sembarang kualitas layanan. Yang penting bisa sms-an, internet-an, sambil mencari-cari sinyal hingga ke mana.

Bila pembeli pertama yang dituju, mereka adalah yang mengerti tuntutan. Harga bukan persoalan utama selama potensi bisnisnya terbuka melalui berapa pun harga yang dibebankan. Umumnya, mereka adalah pembeli yang setia pada satu produk. Sebaliknya, pembeli kedua adalah mereka yang “tidak setia” pada satu produk. Yang dikejar adalah harga murah dengan kualitas sekadarnya pun tak apa. Bagi pebisnis seluler, inilah potensi pasar paling terbuka dengan bermain dalam diversifikasi harga dan produk dengan kualitas layanan ditentukan oleh area dan wilayah mana. Makin gemuk potensi konsumen, makin menjanjikanlah bisnis ini dilakukan.

Bagi konsumen yang “sadar diri”, kulaitas adalah segala-galanya. Ia tidak butuh gonta-ganti kartu berapa pun harga yang ditawarkannya. Komunikasi bukan sekadar memiliki satu dua hp dan laptop. tetapi esensi diri seutuhnya dengan dapat berkomunikasi dan berselancar internetan. Mereka tidak mau jadi benda yang menyerahkan nasibnya pada harga murah rendah layanan. Mereka adalah subjek yang memiliki harga tawar tinggi yang menentukan dirinya adalah yang mengatur benda seluler.

Kualitas adalah citra diri. Rendahnya kualitas akan menunjukkan rendahnya kualitas diri. Ia tidak mengejar esensi dirinya pada kualitas “murah meriah”, melainkan “mahal meyakinkan”. Mendapatkan barang demikian adalah simbolisasi dari status sosialnya siapa.

Kontak berarti dilakukannya seluruh elemen komunikasi pada pencapaian apa pun sebagai siapa. Pesan yang tertunda, atau tidak tersampaikan, adalah persoalan mendasar di tengah aktivitas dan mobilitas manusia. Ini akan menjelaskan terbatasnya kualitas layanan meskipun dengan mengoptimalkan alasan bahwa layanan adalah juga termasuk tarif gratis ke sesama pengguna.

Dalam peta persaingan sesama penyedia seluler atau provider, kita akan melihat beberapa basis kompetisi yang berdasarkan kualitas layanan, jaringan, tarif, juga kuota yang disediakan. Informasi lebih penting dibandingkan dengan promosi. Mengapa layanan terhambat, mengapa harga bisa murah adalah yang juga butuh dijelaskan secara informatif. Dengan kata lain, gratis kalaupun ditawarkan, ia adalah juga sebentuk “penghargaan” akan ikatan konsumen dan provider pada kualitas penjelasan. Bahwa murah, tetapi bukan murahan, lebih penting disampaikan sebagai sebentuk apresiasi bersama akan kualitas komunikasi dan interaksi yang diharapkan.

Karya Dadan Suwarna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar